Memulai Inovasi Mahasiswa dalam Gerakan 1000 Startup Digital




Kumpulan ide-ide bisnis peserta yang mengikuti Roadshow 1000 Startup Digital di Aula Rupantama. (Foto:TSA)

Rupantama, Jurasic Man - Dalam mensukseskan Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang dicanangkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, KIBAR bekerjasama dengan Kolaborasi Kreatif Indonesia (kolaborasi.co) menggelar roadshow untuk memperkenalkan gerakan ini kepada mahasiswa Polman Bandung, pada hari Sabtu (12/11/2016) di Aula Rupantama. Acara ini merupakan serangkaian kegiatan yang diadakan untuk mencari bibit-bibit startup baru agar target 1000 startup di tahun 2020 bisa tercapai.

Andy Hidayat, Advisor Fablab Bandung sedang menjelaskan tentang Fablab (Foto: TSA)
                Di awal acara, ada penjelasan mengenai apa itu startup oleh Andy Hidayat, Advisor Fablab Bandung, sebuah startup yang bergerak di bidang fabrikasi. Fablab Bandung dipilih untuk memperkenalkan startup kepada mahasiswa Polman karena ranah bisnis yang digarap oleh Fablab Bandung memiliki kesamaan dengan apa yang dipraktikan oleh mahasiswa Polman di lingkungan akademi, seperti 3D printing, CNC, laser cutting, dan kegiatan fabrikasi lainnya. Selain pengenalan mengenai startup, Andy juga memperkenalkan profil dari Fablab. Fablab sendiri adalah startup global yang memiliki jaringan lab fabrikasi lokal di seluruh dunia. Di Indonesia, terdapat 2 anggota jaringan Fablab, yaitu di Bandung dan Yogyakarta. Dalam penjelasan yang dibawakannya, Andy mengatakan bahwa Fablab bersifat terbuka bagi orang-orang yang berminat untuk menggunakan fasilitas yang disediakan oleh Fablab, dengan cara menjadi membe  atau menjadi volunteer di Fablab.

Talkshow mengenai tips-tips dalam memulai startup (Foto: TSA)
                Setelah penjelasan mengenai startup, Andy bersama Andri Yadi (CEO DycodeX) dan Mirwan Miftahul Arif (Founder PT. Bahtera Emas Indonesia, alumni AE Polman 2006), mengisi acara selanjutnya yaitu talkshow seputar tips-tips memulai bisnis startup yang dipandu oleh Erdy Suryadarma (CEO withmandala.com). Dalam talkshow tersebut, mereka menceritakan pengalaman mereka ketika membangun startup dan kiat-kiat mereka dalam membangun startup. Andy menjelaskan, bahwa dalam memulai usaha startup, harus ada peluang bisnis dimana peluang tersebut bisa memecahkan masalah.  Dan kita harus bersiap untuk menghadapi masalah. Walaupun tujuan startup adalah untuk memecahkan masalah, namun tidak ada startup yang berjalan tanpa timbulnya masalah. Sedangkan menurut Andri, kita harus melihat suatu kebutuhan bahwa banyak hal yang bisa diselesaikan dengan teknologi. Salah satunya adalah melalui software, meskipun tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan teknologi. Hal tersebut karena kadang software membutuhkan manusia untuk memasukkan data ke software tersebut. Dengan perkembangan akses informasi yang pesat saat ini, semua orang kini bisa mempelajari teknologi dan bisa memulai memecahkan masalah dengan teknologi.

                Berbicara soal pengalaman ketika memulai startup, Mirwan menceritakan ketika dia masih menjadi mahasiswa Polman di prodi Mekatronika pada tahun 2006. Dimana ketika itu dia memulai usaha servis elektronik dan komputer, dimana usaha tersebut masih langka saat itu. Dia juga sering mengerjakan proyek-proyek dari dosen. Seiring waktu, dia belajar bahwa dengan bersosialisasi, dia bisa mengetahui kondisi yang terjadi di lingkungan sekitar dan berusaha untuk memecahkan masalah di lingkungan tersebut.

                Saat ditanya pentingnya mahasiswa membuat startup untuk menyelesaikan masalah, Andri mengatakan bahwa tidak semua orang bisa menyelesaikan masalah dengan membuat usaha. Namun, dalam membentuk startup, kita harus mau membuka usaha sendiri. Untuk itu, kita harus menggali potensi yang ada untuk menyelesaikan masalah. Jika satu-satunya solusi untuk memecahkan masalah tersebut adalah membuat usaha, maka jangan takut untuk memulai usaha tersebtu. Karena berwirausaha merupakan pilihan hidup semua orang. Andy menambahkan, seorang wirausaha harus mau menerima kritikan dalam menjalani usahanya. Karena kritikan tersebut bisa menjadi pemicu semangat agar usaha yang dijalankan menjadi lebih baik lagi. Sementara itu, Mirwan mengatakan bahwa dalam setiap masalah, terdapat potensi dan peluang. Tinggal bagaimana mahasiswa menyikapinya. Saran dia untuk mahasiswa, adalah membuat sesuatu yang menjadi tolak ukur bagi kita untuk menguasai sesuatu. Karena setiap potensi yang kita miliki akan membuahkan hasil.

                Ketika disinggung soal potensi yang dimiliki oleh mahasiswa Polman dalam membuat startup, Mirwan berpendapat bahwa peluang bisnis mahasiswa Polman masih terbuka lebar. Karena cakupan kemampuan mahasiswa Polman di bidang manufaktur, dimana usaha yang berkutat di bidang tersebut masih jarang, termasuk startup. Maka nilai bisnis di dalam dunia manufaktur masih cukup tinggi, jika dibandingkan dengan bisnis di bidang IT yang saat ini mulai menjamur.

                Saat Erdy menanyakan soal bagaimana langkah-langkah dalam prototyping agar bisa menghasilkan sesuatu, Andy menjelaskan bahwa ketika kita punya ide, maka kita harus mengembangkan ide tersebut dan mencari tahu kelebihan dan kekurangannya. Namun dalam pengembangan ide, diperlukan pemikiran yang matang dan bersifat keterbukaan. Jika ide tersebut melampaui batasan berpikir orang lain, maka kita harus menyederhanakan ide tersebut agar bisa dipahami oleh orang lain yang menjadi rekan kita. Karena itu, diperlukan kolaborasi agar kekurangan kita bisa ditutupi dengan kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Andri menambahkan, agar prototyping bisa menghasilkan sebuah produk, maka diperlukan juga fabrikasi yang mumpuni. Minimal produk tersebut bisa digunakan oleh diri sendiri.

                Setelah sesi talkshow, para peserta roadshow diberikan kesempatan untuk bertanya. Pertanyaan yang diajukan oleh peserta adalah bagaimana cara untuk mencari partner yang bisa diandalkan dan bagaimana cara mengembangkan sebuah produk atau layanan agar bisa dikenal dan berkualitas.

Beberapa peserta menempelkan ide bisnisnya di X Banner dalam kegiatan simulasi brainstorming ide (Foto: TSA)
                Setelah talkshow dan istirahat, acara berlanjut dengan simulasi yang dibawakan oleh Founder dan CEO Cubic, Faris Sundara Putra. Simulasi tersebut bertujuan untuk mengembangkan ide untuk membuat startup dari masalah yang pernah dihadapi oleh peserta roadshow. Ide-ide teresbut kemudian dinilai untuk selanjutnya diberikan saran pengembangannya oleh dia sendiri, Hadi (Founder Open Class Academy) dan Gebyar (Co-Founder Makers Institute) Salah satu ide yang berhasil menjadi ide terbaik dalam simulasi tersebut adalah ide untuk membuat aplikasi smartphone untuk mencari tahu tempat parkir yang masih kosong di tempat umum se-Bandung Raya yang digagas oleh Arief M. Angkasa. Selain Arief, ada 5 ide terbaik yang dipilih oleh ketiga penilai tersebut.

Salah satu ide terbaik menurut Dewan Juri sedang dipresentasikan oleh pencetus ide (Foto: TSA)
                Di akhir acara, peserta dipersilahkan untuk mendaftarkan diri dalam Gerakan Nasional 1000 Startup Digital yang difasilitasi oleh KKI (Kolaborasi Kreatif Indonesia) di standnya. Antusias mahasiswa Polman dalam mendaftar di gerakan ini cukup tinggi. Hal tersebut dapat dilihat dari panjangnya antrian pendaftaran dan banyaknya mahasiswa yang menanyakan lebih detail mengenai startup kepada penjaga stand dari KKI.






                Acara ini didukung oleh Foodbox, startup kuliner sehat untuk mahasiswa, juga didukung oleh Koperasi Pegawai Polman Bandung dan IOM Polman Bandung. Dalam penyebaran informasi acara ini, dibantu juga oleh Jurasic Man, LPPM dJatinangor, LPM Suaka UIN SGD Bandung, Suakaonline.com, UKM Sterilpers Poltekkes Bandung, LPM PersLima UPI Cibiru, dan HaiEvent.com. (TSA/JM)
Share di Google Plus

About Jurasicman

Jurasic Man (Journalist Association of Polman) adalah salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di Polman Bandung yang menampung minat mahasiswa di bidang jurnalistik.

0 komentar:

Post a Comment