Rinekamaya, Jurasic Man - Selasa (22/8/2017) siang, perwakilan dari wisudawan 2017 (mahasiswa angkatan 2014, red) mengadakan audiensi dengan pihak direksi Polman Bandung terkait pelaksanaan wisuda yang diubah ke tanggal 3 Oktober di Gedung Sabuga, Tamansari. Audiensi tersebut digelar di Auditorium Rinekamaya. Perwakilan wisudawan tersebut mewakili 4 jurusan yang ada di Polman, yaitu ME, DE, FE, dan AE. Pihak direksi yang hadir pada audiensi tersebut adalah Bu Emma (Ketua Pelaksana Wisuda 2017), Pa Yoyok (Kepala BAA), Pa Dody (Kepala Sub. Bagian Umum), dan Pa Beny (Wakil Direktur Bidang Akademik).
Dalam audiensi tersebut, masing-masing perwakilan dari direksi menjelaskan kronologis persiapan wisuda dari awal hingga diputuskan diubah ke tanggal 3 Oktober. "Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Pa Direktur (Pa Dede Buchori Muslim, red), memutuskan untuk mencoba pelaksanaan wisuda untuk tahun ini di luar Polman." kata Pa Beny.
Pihak direksi menyampaikan, alasan utama dipindahkannya pelaksanaan wisuda tahun ini karena adanya penolakan dari warga, masalah sampah yang ditimbulkan, dan masalah parkir yang mengakibatkan kemacetan hingga 3 jam. Selain itu, pihak direksi juga mempertimbangkan alasan keamanan yang timbul saat pelaksanaan wisuda.
"2 tahun terakhir, pelaksanaan wisuda kita menimbulkan adanya keluhan dari warga. Puncaknya pada pelaksanaan wisuda tahun kemarin," tambah Pa Dody.
Pihak direksi juga menyampaikan bahwa persiapan untuk pelaksanaan wisuda di Polman bisa lebih banyak ketimbang di Sabuga, karena harus menyiapkan tenda, WC portable, parkir, dan peralatan outdoor lainnya. Hal tersebut mengakibatkan dana yang dikeluarkan lebih besar ketimbang menyewa gedung Sabuga yang cukup menyewa gedung dan parkir.
Menanggapi klarifikasi yang disampaikan oleh pihak direksi, beberapa perwakilan menyampaikan aspirasinya. Roby Sawaludin, perwakilan wisudawan ME, mempertanyakan mengenai shuttle yang dimiliki oleh Polman dan bantuan keamanan dari pihak kepolisian yang tidak terlihat sepanjang Polman mengadakan acara Wisuda.
"Kami sudah bekerjasama dengan Polsek Coblong, namun mereka tidak mengenakan seragam dinas. Untuk masalah shuttle, kami juga memikirkan hal tersebut. Masalahnya shuttle kami terbatas, hanya 2 mobil (jenis) elf," jawab Pa Yoyok.
Pa Beny menambahkan, selama pelaksanaan wisuda, mahasiswa Polman terkesan tidak peduli dengan masyarakat sekitar. "Saat kalian wisuda, biasanya ada rasa ingin menunjukkan kebanggaan kalian. Baik dengan cara yel-yel, pukul drum, bahkan juga gesekan dengan jurusan lain (berdasarkan pengalaman dari wisuda 2 tahun terakhir). Hal tersebut boleh, namun akibatnya malah mengganggu ke masyarakat" kata beliau.
"Kami rasa kondisi dulu dan sekarang berbeda. Dulu, saya rasa kami mahasiswa dan wisudawan sudah merasa nyaman dengan pelaksanaan wisuda di kampus sendiri. Itu mengapa kesannya mahasiswa tidak peduli dengan sekitar. Sekarang, kami merasa butuh untuk diwisuda di Polman. Maka kami pasti akan mengusahakan dengan berbagai cara agar kami bisa diwisuda di Polman," kata Dhani Rhamadani, Presiden KM Polman 2016-2017.
"Solusi yang bisa kami tawarkan agar wisuda bisa dilaksanakan di Polman yaitu menyediakan kantong parkir di sekitar Polman dan Kanayakan. Lalu untuk shuttle bisa dibantu oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)," kata Dhani menambahkan.
"Untuk solusi kami terima. Tapi apa kalian bisa menjamin tidak akan terjadi kemacetan dan pelaksanaannya bisa lancar?" tanya Pa Yoyok.
"Kami bisa menjamin. Kami sudah mengadakan komunikasi dengan HMJ dan mereka menyanggupi hal tersebut," jawab Robi.
Setelah 2 jam mengadakan audiensi, pihak direksi mendiskusikan aspirasi yang didapatkan dari wisudawan dan selanjutnya mengadakan koordinasi dengan HMJ pada keesokan harinya (23/8).
Baca juga: Karena Penolakan Warga, Pelaksanaan Wisuda Dipindahkan ke Sabuga
Ikuti perkembangan mengenai #DilemaWisudaDiSabugaTanggal3 di media-media Jurasic Man.
Reporter: Teddy S. Apriana
Dalam audiensi tersebut, masing-masing perwakilan dari direksi menjelaskan kronologis persiapan wisuda dari awal hingga diputuskan diubah ke tanggal 3 Oktober. "Akhirnya dengan berbagai pertimbangan, Pa Direktur (Pa Dede Buchori Muslim, red), memutuskan untuk mencoba pelaksanaan wisuda untuk tahun ini di luar Polman." kata Pa Beny.
Pihak direksi menyampaikan, alasan utama dipindahkannya pelaksanaan wisuda tahun ini karena adanya penolakan dari warga, masalah sampah yang ditimbulkan, dan masalah parkir yang mengakibatkan kemacetan hingga 3 jam. Selain itu, pihak direksi juga mempertimbangkan alasan keamanan yang timbul saat pelaksanaan wisuda.
"2 tahun terakhir, pelaksanaan wisuda kita menimbulkan adanya keluhan dari warga. Puncaknya pada pelaksanaan wisuda tahun kemarin," tambah Pa Dody.
Pihak direksi juga menyampaikan bahwa persiapan untuk pelaksanaan wisuda di Polman bisa lebih banyak ketimbang di Sabuga, karena harus menyiapkan tenda, WC portable, parkir, dan peralatan outdoor lainnya. Hal tersebut mengakibatkan dana yang dikeluarkan lebih besar ketimbang menyewa gedung Sabuga yang cukup menyewa gedung dan parkir.
Menanggapi klarifikasi yang disampaikan oleh pihak direksi, beberapa perwakilan menyampaikan aspirasinya. Roby Sawaludin, perwakilan wisudawan ME, mempertanyakan mengenai shuttle yang dimiliki oleh Polman dan bantuan keamanan dari pihak kepolisian yang tidak terlihat sepanjang Polman mengadakan acara Wisuda.
"Kami sudah bekerjasama dengan Polsek Coblong, namun mereka tidak mengenakan seragam dinas. Untuk masalah shuttle, kami juga memikirkan hal tersebut. Masalahnya shuttle kami terbatas, hanya 2 mobil (jenis) elf," jawab Pa Yoyok.
Pa Beny menambahkan, selama pelaksanaan wisuda, mahasiswa Polman terkesan tidak peduli dengan masyarakat sekitar. "Saat kalian wisuda, biasanya ada rasa ingin menunjukkan kebanggaan kalian. Baik dengan cara yel-yel, pukul drum, bahkan juga gesekan dengan jurusan lain (berdasarkan pengalaman dari wisuda 2 tahun terakhir). Hal tersebut boleh, namun akibatnya malah mengganggu ke masyarakat" kata beliau.
"Kami rasa kondisi dulu dan sekarang berbeda. Dulu, saya rasa kami mahasiswa dan wisudawan sudah merasa nyaman dengan pelaksanaan wisuda di kampus sendiri. Itu mengapa kesannya mahasiswa tidak peduli dengan sekitar. Sekarang, kami merasa butuh untuk diwisuda di Polman. Maka kami pasti akan mengusahakan dengan berbagai cara agar kami bisa diwisuda di Polman," kata Dhani Rhamadani, Presiden KM Polman 2016-2017.
"Solusi yang bisa kami tawarkan agar wisuda bisa dilaksanakan di Polman yaitu menyediakan kantong parkir di sekitar Polman dan Kanayakan. Lalu untuk shuttle bisa dibantu oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ)," kata Dhani menambahkan.
"Untuk solusi kami terima. Tapi apa kalian bisa menjamin tidak akan terjadi kemacetan dan pelaksanaannya bisa lancar?" tanya Pa Yoyok.
"Kami bisa menjamin. Kami sudah mengadakan komunikasi dengan HMJ dan mereka menyanggupi hal tersebut," jawab Robi.
Setelah 2 jam mengadakan audiensi, pihak direksi mendiskusikan aspirasi yang didapatkan dari wisudawan dan selanjutnya mengadakan koordinasi dengan HMJ pada keesokan harinya (23/8).
Baca juga: Karena Penolakan Warga, Pelaksanaan Wisuda Dipindahkan ke Sabuga
Ikuti perkembangan mengenai #DilemaWisudaDiSabugaTanggal3 di media-media Jurasic Man.
Reporter: Teddy S. Apriana
0 komentar:
Post a Comment