![]() |
Walikota Bandung, Ridwan Kamil, dalam acara Sarasehan 40 Tahun Pendidikan Politeknik di Indonesia, yang digelar di Aula Rupantama, Jumat (27/5/2016). (Foto: TSA/JM) |
Menurut beliau dalam sambutannya, terdapat 3 cara yang dilakukannya dalam mengelola Kota Bandung, yang dikenal sebagai "Segitiga Pengelolaan Bandung", yaitu Inovation (Inovasi), Decentralization (Desentralisasi), dan Collaboration (Kolaborasi). Maksud Inovation adalah Kota Bandung memerlukan inovasi dalam pengembangan pengelolaan Kota Bandung agar menjadi lebih baik. Lalu, Decentralization adalah cara Pemerintah Kota Bandung untuk 'me-desentralisasi" pembangunan Kota Bandung kepada pihak kecamatan, kelurahan, dan RT RW se-Kota Bandung. Hal tersebut bertujuan agar pembangunan Kota Bandung bisa dilaksanakan secara serentak dan inovasi dari tiap daerah pun bisa dimunculkan. Dan cara Collaboration memberikan kesempatan kepada warga Kota Bandung untuk mengawasi kinerja pemerintah, baik di tingkat atasan dan bawahan secara langsung, yang diaplikasikan dalam LAPOR! dan BCC (Bandung Command Center).
Selain itu, Kang Emil, panggilan akrab Ridwan Kamil, juga menjelaskan tentang proyek Kota Bandung masa depan yang sedang dilaksanakan pembangunannya, yaitu Bandung Technopolis, yang berlokasi di kawasan Bandung Timur. Beliau menjelaskan kawasan Bandung Technopolis, sebuah kota baru yang perekonomianya akan terintegrasi dengan teknologi IT, manufaktur, dan hal-hal yang berkaitan dengan teknologi. Dimana di kawasan tersebut, mimpi beliau untuk menciptakan pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan teknologi, yang akan melahirkan riset-riset dan industri manufaktur, sehingga Indonesia bisa menjadi bangsa produsen yang memiliki inovasi, tak hanya sebagai bangsa pengkonsumsi (konsumen). Harapan beliau, kawasan tersebut bisa menjadi "Silicon Valley"-nya Indonesia.
![]() |
Ridwan Kamil menjelaskan mengenai "Segitiga Pengelolaan Bandung" (Foto: TSA/JM) |
Setelah beliau memberikan sambutan, Kang Emil diberikan plakat oleh Direktur Polman Bandung, Prof. Dr. Ir. Isa Setiasyah Toha M.Sc. Reporter Jurasic Man, Teddy S. Apriana, berkesempatan untuk mewawancarai beliau terkait pendapatnya mengenai peran politeknik dalam pembangunan Kota Bandung.
"Menurut saya, ilmu pendidikan politeknik harus dikoneksikan dengan kebutuhan masyarakat. Jangan hanya ilmu-ilmu yang sibuk dibahas di kampus. Saya kira ladang amalnya akan banyak sekali jika ilmu-ilmu tersebut bisa diaplikasikan kepada masyarakat, terutama masyarakat Kota Bandung. Saya rasa Politeknik Manufaktur Bandung punya peran luar biasa dalam mewujudkan hal tersebut," kata Ridwan Kamil, yang sempat reporter kami temui sebelum memasuki mobil dinasnya.
Ridwan Kamil pun langsung bergegas menuju agenda beliau selanjutnya setelah mendatangi acara Sarasehan 40 Tahun Pendidikan Politeknik di Indonesia. Kehadiran Ridwan Kamil dalam acara tersebut bisa dibilang adalah kehadiran pertamanya di Polman Bandung, politeknik pertama di Indonesia. (TSA/JM)
0 komentar:
Post a Comment