Situ Ciburuy, Menenangkan dan Mudah Dijangkau

Situ Ciburuy menawarkan suasana tenang bagi pengujungnya
(Foto: Teddy/JM)
 "Situ Ciburuy laukna hese dipancing. Nyeredet hate ningali ngeplak caina."

Ciburuy, Jurasic Man - Penggalan lagu tradisional Sunda, Bubuy Bulan, yang ditulis di awal berita ini menjelaskan tentang perasaan seseorang yang ingin memancing ikan di Situ Ciburuy, namun dia merasa bahwa ikan di danau tersebut susah untuk dipancing. Sehingga saat melihat airnya yang beriak, dia merasa "sakit hati". Di balik penggalan lirik lagu yang terkesan baper (bawa perasaan) tersebut, tersirat gambaran pemandangan indah yang dimiliki oleh Situ Ciburuy.

Papan penunjuk tempat wisata Situ Ciburuy di sisi jalan
Padalarang - Cianjur (Foto: Teddy/JM)
Situ atau danau ini terletak di Kampung Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Cara menjangkau tempat wisata ini pun cukup mudah. Bagi Anda yang memakai kendaraan bermotor dari Bandung dan Cimahi, Anda cukup melewati Jalan Nasional Bandung - Cimahi - Padalarang - Cianjur. Patokannya adalah dari pertigaan Pasar Tagog, Anda pilih jalan yang menuju Cianjur. Beberapa saat kemudian, Anda akan menemukan pintu masuk Situ Ciburuy di sebelah kanan jalan. Bagi Anda yang memakai kendaraan umum, Anda bisa menaiki bus Damri jurusan Alun Alun Bandung - Ciburuy, dan Anda akan sampai tepat di depan gerbang masuk Situ Ciburuy, karena Situ Ciburuy merupakan halte bus yang terletak paling barat di kawasan Bandung Raya. Anda juga bisa menggunakan KRD Bandung Raya dengan tujuan stasiun Padalarang, lalu Anda naik 2 kali angkot. Dengan angkot pertama, Anda turun di persimpangan tol Padalarang, lalu dengan angkot kedua, Anda baru bisa menuju Situ Ciburuy.

Pintu masuk Situ Ciburuy yang berada persis di sebelah
Halte Ciburuy (Foto: Teddy/JM)
Pemandangan yang ditawarkan oleh Situ Ciburuy cukup membuat Anda terkesan. Suasana tenang dan damai akan memanjakan Anda di danau yang dibangun pada tahun 1918 dari hasil pembendungan 2 aliran sungai ini. Meskipun posisi danau ini terletak di dekat jalan nasional yang terkenal ramai, namun tidak sampai mengganggu suasana tenang di danau ini.

Menurut Wikipedia, situ ini merupakan situs peninggalan zaman Prabu Siliwangi yang kemudian dilanjutkan oleh anaknya yaitu Prabu Kian Santang. Pada zaman dahulu tempat ini oleh Prabu Kian Santang digunakan sebagai arena pertarungan dengan jawara-jawara di Pulau Jawa. Awal mula tempat ini dijadikan tempat pertarungan karena pada suatu hari Prabu Kian Santang menemukan sebuah keris dan beliau mendapat amanat untuk menancapkannya pada sebuah batu sehingga dari batu tersebut keluarlah air, lalu beliau disuruh mengikatkan keris tersebut pada sorbannya lalu keris tersebut dihanyutkan hingga keris tersebut berhenti. Di tempat keris berhenti tersebutlah, Prabu Kian Santang akan mendapatkan lawannya.

Pada suatu saat, Prabu Kian Santang sedang mengadakan pertarungan di daerah tersebut tetapi tidak ada satupun lawannya yang dapat mengalahkan Prabu Kian Santang, hingga pada suatu saat datanglah utusan Sayyidina Ali yaitu H. Mustafa untuk melawan Prabu Kian Santang. Akhirnya Prabu Kian Santang dapat dikalahkan. Setelah Prabu Kian Santang dikalahkan, H. Mustafa memberikan amanat kepada beliau untuk pergi ke Tanah Suci bertemu dengan Sayyidina Ali dan senjata-senjata Prabu Kian Santang ditinggalkan di Ciburuy.

Di tempat wisata ini, juga terdapat mitos yang melengkapi keunikannya. Mulai dari susahnya ikan di situ ini untuk dipancing oleh warga luar situ namun tidak dengan warga lokal, terdapat pusaran air di tengah situ, hingga adanya pantangan tidak boleh membawa pacar ke sana pada hari Jumat dan Sabtu. Jika melanggat pantangan yang terakhir ini, mitosnya hubungannya tidak akan langgeng. Waduh, ini akan menjadi perhatian bagi Anda yang memiliki kekasih hati dan berencana untuk berwisata ke situ ini.

Di balik mitosnya tersebut, Situ Ciburuy menyimpan beragam keunikan. Di situ ini, Anda akan menemui sebuah pulau di tengah situ yang konon sewaktu pembendungan 2 aliran sungai yang membentuk situ, kawasan di pulau tersebut tidak ikut terendam air. Pulau ini menjadi daya tarik sendiri bagi para pengunjung situ.

Di Situ Ciburuy ini, terdapat peninggalan sejarah warisan kebudayaan Sunda dahulu, antara lain keris, bende (Ionceng yang terbuat dari perunggu), kujang (senjata Prabu Siliwangi), trisula, tombak, dan tulisan Jawa Kuno yang ditulis Prabu Kian Santang di atas daun nipah dan daun lontar. Masyarakat sekitar rutin mengadakan upacara pencucian keris yang dilaksanakan setiap 1 Muharam dalam kalender Hijriah.

Perahu sewa yang diparkirkan di tepi Situ Ciburuy
(Foto: Teddy/JM)
Sembari menikmati panorama situ, Anda bisa bersantai sejenak di warung-warung makan yang tersebar di sekitar situ. Anda bisa menikmati ikan bakar, ayam bakar, dan makanan lainnya. Situ ini pun ramai setiap akhir pekan. Menurut penuturan salah satu penjaga warung yang kami temui, para pengunjung akan ramai setiap hari siang akhir pekan dan malam minggu. Selain bisa menikmati kuliner, Anda juga bisa menyewa perahu untuk mengelilingi situ ini dengan membayar Rp 25.000 - 75.000 saja. Perahu yang tersedia di situ ini cukup beragam, ada perahu kayuh untuk 2 orang, atau perahu biasa yang dikemudikan oleh warga sekitar.

Selain menjadi tempat wisata, situ ini juga dimanfaatkan oleh atlit kayak dan atlit dayung untuk berlatih. Ketika kami mengunjungi situ ini, kami melihat beberapa atlit kayak yang sedang latihan untuk persiapan PON (Pekan Olahraga Nasional) XIX yang digelar di Provinsi Jawa Barat.

Jika Anda ingin berwisata ke tempat yang mudah diakses dan menawarkan suasana tenang dan panorama yang indah, Anda bisa berkunjung ke Situ Ciburuy. Namun, kami tidak menjamin Anda bisa memancing ikan di situ ini, sesuai lirik lagu Bubuy Bulan di awal berita ini.Tetapi, Anda bisa membuktikannya sendiri di situ ini. (TSA/JM)
Share di Google Plus

About Jurasicman

Jurasic Man (Journalist Association of Polman) adalah salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di Polman Bandung yang menampung minat mahasiswa di bidang jurnalistik.

0 komentar:

Post a Comment