Kampus Polman dilihat dari atas. (Dokumentasi Jurusan AE) |
Namun sangat disayangkan, fasilitas yang tersedia di kampus berlogo segi enam ini bisa dibilang kurang memadai bagi
mahasiswanya. Mulai dari fasilitas penunjang perkuliahan, hingga fasilitas umum yang
menyangkut kebutuhan mahasiswanya sehari-hari. Untuk fasilitas penunjuang pendidikan, kami yakin pihak institusi selalu memperhatikan hal tersebut mengingat Polman menerapkan kuliah berbasis produksi. Jika fasilitas penunjang pendidikan di Polman ada yang bermasalah, maka akan berpengaruh pada pembelajaran mahasiswa. Karena itu, di editorial ini kami hanya menyoroti masalah fasilitas umum yang paling banyak diperbincangkan oleh mahasiswa. Dimana masalah ini menjadi opini yang selalu diperbincangkan oleh mahasiswa kita ini.
Pengelolaan fasilitas di Polman dikelola oleh 3 bagian, dimana setiap bagian mengelola fasilitas di bidangnya
masing-masing. UPT (Unit Pelaksana Teknis) Puskomedia mengelola fasilitas komunikasi dan informasi
serta perpustakaan; UPT P3 mengelola fasilitas produksi, seperti perawaan rutin dan perbaikan mesin; dan Sub. Bagian
Umum yang mengelola fasilitas umum, mulai dari sarana
prasarana umum, pengelolaan Rupantama, dan lain-lain. Ketiga bagian tersebut memang sudah
melakukan tugasnya dengan baik, namun kadang tidak berpihak
kepada mahasiswa tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu.
Bicara fasilitas umum, sebuah kampus harusnya menjunjung prinsip kerjasama dalam menjaga kebersihan dan perawatannya. Institusi menyediakan fasilitas; dosen, karyawan, serta mahasiswa sebagai pengguna juga memperhatikan kebersihannya. Jika salah satu komponen tidak merawat fasilitas dengan baik, maka akan timbul berbagai masalah dalam menggunakan fasilitas tersebut.
Sebagai insan yang melek teknologi, Anda bisa melihat, hampir semua tempat di politeknik yang berada di Kanayakan ini menyediakan internet hotspot. Sayangnya,
sistem keamanan di tiap internet hotspot berbeda-beda
dan malah diatur oleh jurusan masing-masing. Di jurusan DE misalnya, mereka
menggunakan internet hotspot dengan
SSID (Secure Set Identifier) dan
password yang telah ditentukan oleh jurusan dan hanya mahasiswa jurusan DE yang
bisa memakainya. Lain lagi dengan jurusan AE, yang menyediakan internet hotspot dengan sistem keamanan
yang terbuka (tanpa password) namun
tidak diiringi dengan pembatasan kuota di tiap pengguna. Sehingga kuota yang
diterima oleh beberapa pengguna seringkali terpotong oleh kuota pengguna lain
karena batasan bandwidth dari internet hotspot tersebut. Ibarat seloyang kue, jika seseorang mendapat porsi yang lebih besar, maka orang lain hanya mendapat porsi yang lebih sedikit. Akses internet untuk mahasiswa pun hanya terbatas di beberapa lokasi dan kebanyakan diperuntukan untuk dosen dan karyawan. Dari hasil survei yang telah kami lakukan, kebanyakan responden mengharapkan agar institusi mulai menggunakan sistem login
terpusat dalam satu server agar mahasiswa bisa mengakses internet hotspot di semua tempat di area kampus dan tidak tergantung
jurusan, serta titik internet hotspot diperbanyak, mengingat politeknik kita tercinta ini akan "berjuang" untuk menjadi World Class Polytechnic.
![]() |
Tanda yang dibuat untuk menandakan WC khusus Dosen dan Karyawan (Dokumentasi Jurasic Man) |
Di
saat WC mahasiswa yang ada belum memadai, pihak institusi melalui jurusan,
malah menambah WC khusus dosen dan karyawan dengan perawatan yang lebih baik
ketimbang perawatan WC mahasiswa. Namun yang melakukan hal tersebut hanya 1 jurusan saja. Hal ini menimbulkan pertanyaan, karena melihat jumlah mahasiswa di kampus ini yang lebih banyak ketimbang jumlah karyawan dan
dosen. Bahkan, ada jurusan yang dikenal sebagai jurusan yang tidak menyediakan WC bagi mahasiswanya. Stigma
tersebut melekat di jurusan itu karena mahasiswanya harus “menumpang” ke lantai
3 kawasan ruang teori untuk sekedar membuang hajat. Padahal, di kawasan jurusan tersebut, terdapat WC yang malah diperuntukan untuk dosen di jurusan tersebut. Ditambah, beberapa waktu yang lalu, jurusan tersebut secara terang-terangan membuat tanda WC khusus dosen dan karyawan di dekat lab. PLC. Dimana sebelumnya WC tersebut masih terbuka untuk semua civitas akademika (Catatan: WC yang dimaksud kini telah dibuka kembali untuk mahasiswa, dengan catatan mahasiswa harus menjaga kebersihannya). Mengapa tidak ada sosialisasi terlebih dahulu? Baiklah, jika memang alasan dibedakannya WC ini karena kepentingan "hak" pengguna WC ini berbeda-beda. Pertanyaan tandingan pun muncul. Jika pihak jurusan mengikhlaskan WC dosennya untuk mahasiswa, apakah mahasiswa dapat menjaga kebersihan WC dengan baik? Seharusnya hal tersebut bisa ditanyakan kepada mahasiswa yang (katanya) menjadi agen perubahan.
![]() |
Tanda yang dibuat untuk menandakan lift khusus karyawan (Dokumentasi Jurasic Man) |
Masalah diskriminasi dalam lift merupakan masalah yang paling
krusial. Keberadaan lift yang ada di gedung lama (yang berlantai
4) merupakan fasilitas vital bagi seluruh civitas akademika, terutama mahasiswa yang melakukan praktikum di lantai 4 dan seluruh mahasiswa yang
sedang menjalani minggu teori. Apalagi jika mahasiswa tersebut memarkirkan
kendaraan pribadinya di kawasan Rekawanawaluya yang keberadaannya membuat
mahasiswa harus “olahraga” agar bisa sampai ke lingkungan kampus.
Masalah ini muncul semenjak awal semester lalu, dimana pihak institusi melalui Sub. Bagian Umum malah “mengeksklusifkan”
lift tersebut untuk dosen dan karyawan tanpa memberikan alasan yang jelas melalui sosialisasi kepada seluruh mahasiswa. Sehingga, beberapa dosen dan karyawan banyak yang berpendapat bahwa “pengeksklusifan”
tersebut terjadi karena ulah oknum mahasiswa yang sering mengakibatkan rusaknya
lift. Padahal dari hasil survei kami, tidak semua mahasiswa melakukan hal tersebut. Memang, kita semua mengetahui jika lift tersebut memiliki banyak kekurangan, mulai dari kapasitasnya
yang hanya bisa memuat 8 orang, sering rusak, terjadi error pada sensor penghitung bebannya, dan lain-lain yang mungkin
beberapa civitas akademika sudah tahu. Mengapa soal lift saja pihak institusi malah berbuat diskriminasi kepada mahasiswa tanpa adanya sosialisasi terlebih dahulu?
![]() |
Fasilitas parkir mahasiswa dan lapangan olahraga di kawasan Rekawanawaluya (Dokumentasi Jurusan AE) |
Soal keberadaan fasilitas parkir bagi mahasiswa,
sebenarnya mahasiswa sudah memaklumi tempatnya yang agak jauh dari lingkungan
kampus karena mengingat ketersediaan lahan yang tidak terlalu luas. Yang menjadi
pembicaraan di kalangan mahasiswa adalah masalah keamanan tempat parkir
mahasiswa di kawasan Rekawanawaluya. Tim Redaksi menemukan kasus beberapa
mahasiswa yang helm motornya tiba-tiba hilang, motornya diisengi oleh oknum
tidak bertanggung jawab, dan lain-lain. Terbukanya pagar pembatas di belakang
lapangan Basket dan mini soccer ikut
memperparah ketidakamanan tempat parkir mahasiswa. Pihak institusi terkesan
menutup mata atas masalah ini dan pihak keamanan pun seakan tidak bertanggung
jawab atas masalah yang dialami oleh beberapa mahasiswa tersebut. Malahan, kami menemukan beberapa kasus dimana mahasiswa malah disalahkan oleh pihak keamanan.
Terbukanya pagar pembatas di kawasan Rekawanawaluya juga
menimbulkan masalah lain. “Kebocoran” pagar Rekawanawaluya membuat
beberapa anak kecil dari kawasan perumahan di dekat kampus bisa menerobos untuk
sekedar bermain di lapangan di Rekawanawaluya dan kadang mengganggu aktifitas
mahasiswa. Anak-anak tersebut seringkali terlihat bermain di lapangan ketika mahasiswa sedang memakai lapangan di Rekawanawaluya tersebut. Tim Redaksi menemukan kasus terganggunya
aktifitas mahasiswa oleh keberadaan anak-anak tersebut saat MP3 2015,
dimana anak-anak tersebut bermain layang-layang ketika mahasiswa baru 2015 sedang melakukan kegiatan Lempika (Lempar Pisau Kapak) di
kawasan Rekawanawaluya. Hal tersebut dikeluhkan oleh salah satu pelatih dari Pusdikjas Cimahi yang menjadi trainer dalam kegiatan tersebut.
![]() |
Fasilitas lapangan futsal di dekat "kantin atas" (Dokumentasi Jurusan AE) |
Memang, masih banyak permasalahan fasilitas yang tidak dibahas oleh kami di sini. Jika bicara pelayanan, apalagi menyangkut fasilitas publik, semua orang pasti tidak akan cepat puas. Ada saja yang dikeluhkan. Namun, di sini kami hanya menyoroti 4 fasilitas saja, karena kami yakin Anda sebagai pembaca akan malas untuk membaca semua permasalahannya satu-persatu.
Apa solusi terbaik agar fasilitas umum di kampus kita tercinta ini bisa disebut ideal? Kesigapan ketiga pengelola fasilitas dalam memperbaiki fasilitas di lingkungan kampus harus lebih ditingkatkan. Namun, hal tersebut tidak akan berhasil jika tidak diiringi dengan penggunaan yang baik oleh mahasiswa. Selain itu, mahasiswa seharusnya lebih mawas dan siaga dalam kurang memadainya fasilitas di kampusnya. Jika fasilitas masih kurang memadainya, mahasiswa harus bersuara dan menyampaikan keluhannya kepada pihak terkait. Jika suara mahasiswa belum ditanggapi oleh pihak kampus, mahasiswa seharusnya mulai mandiri untuk beraksi. Jangan selalu bersuara tanpa adanya aksi nyata. Mahasiswa seharusnya jangan terlalu mengandalkan pihak kampus dalam perawatan fasilitas. Mengapa harus menunggu pihak institusi jika mahasiswa pun bisa merawat fasilitas umum yang telah disediakan?
Selain itu, hal kecil yang sering dilewatkan oleh institusi, yaitu sosialisasi. Mengapa pihak terkait tidak memberikan sosialisasi terkait peraturan penggunaan fasilitas umum? Selama pemantauan Tim Redaksi, hanya peraturan pemakaian tempat parkir saja yang disosialisasikan kepada seluruh civitas akademika. Ketiadaan sosialisasi inilah yang bisa memicu adanya "kesenjangan" fasilitas umum di kampus kita tercinta ini.
Selain itu, hal kecil yang sering dilewatkan oleh institusi, yaitu sosialisasi. Mengapa pihak terkait tidak memberikan sosialisasi terkait peraturan penggunaan fasilitas umum? Selama pemantauan Tim Redaksi, hanya peraturan pemakaian tempat parkir saja yang disosialisasikan kepada seluruh civitas akademika. Ketiadaan sosialisasi inilah yang bisa memicu adanya "kesenjangan" fasilitas umum di kampus kita tercinta ini.
Mungkin beberapa mahasiswa lebih cenderung apatis terhadap keadaan kampusnya. Bahkan ada juga yang lebih memilih mempermasalahkan kekurangan fasilitas ini di belakang dan membiarkan institusi berbuat “semaunya". Efek "semaunya" ini timbul karena ketiadaan laporan mengenai keadaan fasilitas dari mahasiswa. Padahal, fasilitas kampus yang ideal bisa membantu mereka dalam kehidupan kuliahnya. Jika mahasiswa berani untuk membuka suaranya dan melaporkan masalah dalam fasilitas umum tersebut kepada institusi, pihak institusi pun bisa cepat bertindak untuk memperbaikinya.
Editorial ini kami tulis berdasarkan hasil survei dan juga hasil penelusuran kami. Semoga penelusuran kami bisa menjadi pemicu mulainya rasa
kesadaran mahasiswa akan fasilitas kampus yang ideal dan kepekaan pihak institusi terhadap fasilitas umum di politeknik pertama di Indonesia ini.Catatan:
Untuk menindaklanjuti masalah penanganan fasilitas umum di Polman, Tim Redaksi telah melakukan beberapa kegiatan jurnalistik yang melibatkan seluruh warga Polman, baik berupa survei kepada Keluarga Mahasiswa dan audiensi dengan pihak institusi. Di bawah ini kami sertakan link-link hasil survei kami:
1. Mengenai Responden Survei Kami
2. Pendapat Mahasiswa soal Ketersediaan Internet Hotspot di Polman
3. WC Mahasiswa di Polman, Sudah Memadaikah?
4. Pendapat Mahasiswa Mengenai Parkir Kendaraan Mahasiswa
https://www.instagram.com/p/BGfzP_elBpN/?taken-by=jurasicman
https://www.instagram.com/p/BGfziGklBp6/?taken-by=jurasicman
https://www.instagram.com/p/BGfz5LZFBqs/?taken-by=jurasicman
5. Pendapat Mahasiswa Mengenai Masalah Di-"Eksklusif"-kannya Lift untuk Dosen dan Karyawan
https://www.instagram.com/p/BHN5YWFAhbx/?taken-by=jurasicman
https://www.instagram.com/p/BHN5ycLgFZG/?taken-by=jurasicman
Dan pada tanggal 14 September 2016, pihak institusi telah menggunakan hak jawab dalam menanggapi editorial ini dan hasil SUAIAN kami melalui audiensi. Hasil audiensi dapat dilihat di link berikut http://jurasicreport.blogspot.com/2016/09/hak-jawab-polman-menanggapi-pemberitaan.html
Editorial ini sempat kami tarik, namun atas saran dari pembina UKM, Dadan Heryada, pada tanggal 27 September 2016, editorial ini diterbitkan kembali dengan beberapa perbaikan seperlunya.
0 komentar:
Post a Comment