HIMASTRON ITB Mengamati Gerhana Matahari bersama Masyarakat

Siswa SD sedang mengamati GMT dengan teropong lubang jarum (Teddy/JR)

Indonesia mengalami peristiwa langka, dimana beberapa kota di Indonesia mengalami Gerhana Matahari Total. Hal ini bisa dibilang langka karena Indonesia merupakan satu-satunya negara yang dapat mengalami gerhana matahari total. Negara-negara lainnya, seperti Malaysia, Singapura, dan negara tetangga Indonesia lainnya hanya bisa mengalami gerhana matahari sebagian. Dalam menyambut peristiwa langka tersebut, sejumlah kegiatan digelar oleh masyarakat Indonesia. Salah satunya seperti yang dilakukan oleh HIMASTRON (Himpunan Mahasiswa Astronomi) ITB yang menggelar peneropongan gerhana matahari bersama masyarakat Bandung. Kegiatan ini digelar di kawasan Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Dipatiukur, Bandung. Setidaknya ratusan masyarakat, baik orang dewasa dan juga anak-anak, ikut melihat bersama gerhana matahari ini. Meskipun Kota Bandung tidak mengalami gerhana matahari total, melainkan hanya gerhana matahari sebagian, namun antusias masyarakat Bandung dalam melihat gerhana ini cukup tinggi. Tentu saja, masyarakat tidak diperbolehkan untuk melihat fenomena ini dengan mata langsung. Masyarakat diberikan kacamata khusus untuk meredam sinar UV dari matahari yang dapat merusak kornea mata. Namun sangat disayangkan, kacamata yang disediakan oleh panitia sedikit sekali, hanya 12 unit. Selain menggunakan kacamata khusus, ada beberapa masyarakat yang menggunakan teropong lubang jarum yang terbuat dari kardus bekas. Salah satunya adalah siswa-siswi dari SD Cerdas Muthahari. Mereka tampak antusias dalam melihat gerhana matahari melalui teropong buatan mereka sendiri. Mereka memanfaatkan kardus bekas, alumunium, dan sebuah jarum untuk membuat teropong. Tak mau kalah dengan siswa SD tersebut, panitia juga menyediakan teropong lubang jarum raksasa dari Observatorium Bosscha, yang diletakkan di dekat panggung utama.
Selain menyediakan kacamata khusus dan teropong lubang jarum raksasa, panitia dari HIMASTRON juga menyediakan tampilan dari teropong yang dihubungkan ke proyektor agar gerhana matahari bisa lebih dilihat lebih banyak oleh masyarakat. Terdapat 2 layar utama yang disediakan panitia untuk menampilkan hasil peneropongan gerhana matahari.
Setelah peneropongan secara langsung yang ditampilakn pada layar, panitia menampilkan hasil peneropongan gerhana matahari total yang bsia diakses via internet. Namun sebelum ditampilkan, panitia merekamnya dahulu ketika gerhana matahari sebagian di Bandung sedang dimulai.
Komunitas-komunitas pecinta astronomi juga ikut membantu HIMASTRON dalam pelaksanaan peneropongan gerhana matahari secara massal ini, seperti Astro File, Capella, Sawala, dan lain-lain. Bantuan yang diterima merupakan peralatan-peralatan kecil yang sering digunakan dalam bidang astronomi.

Reporter Jurasic Man mencoba mengamati GMT dengan teropong (Teddy/JR)
Menurut penuturan dari Ketua HIMASTRON ITB, peristiwa gerhana matahari total di Indonesia akan terjadi lagi pada tahun 2023. Namun, peristiwa tersebut hanya dialami di wilayah Papua dan Nusa Tenggara Timur. Meskipun begitu, peristiwa gerhana matahari ataupun gerhana bulan siklus terjadinya setiap 4 tahun, namun menyebar di seluruh dunia. Karena itu, Indonesia akan mengalami kembali gerhana matahari yang bisa disaksikan oleh hampir seluruh masyarakat sekitar 375 tahun lagi.
Share di Google Plus

About Jurasicman

Jurasic Man (Journalist Association of Polman) adalah salah satu UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di Polman Bandung yang menampung minat mahasiswa di bidang jurnalistik.

0 komentar:

Post a Comment